BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pegas menjadi benda yang sudah biasa bagi kita.
Dalam sehari-hari kita sering memanfaatkannya, baik untuk membantu
memperingankan pekerjaan kita maupun diaplikasikan ke dalam konsep lain.
Misalnya sepeda motor, seandainya tidak ada pegas yang akan menopang kita, maka
kita tidak akan merasa nyaman dalam menaiki kendaraan sepeda motor tersebut
ketika kita melewati jalanan yang tidak rata maupun berlubang. Penerapan pegas
yang lainnya seperti terdapat pada standart sepeda, maka standart tidak akan
kembali lagi ke posisi vertikal. Pada pembuatan sofa, springbed dan juga kursi
yang berbahan ban bekas juga menggunakan pegas dan masih banyak lagi aplikasi
pegas dalam kehidupan sehari-hari kita.
Ketika suatu pegas di tarik lalu kita lepaskan maka
pegas akan kembali lagi ke bentuk dan posisi semula dan hal inilah yang
dimaksud dengan gaya pegas. Pegas juga memiliki beberapa sifat yang unik, yaitu
sifat elastis. Pegas merupakan suatu komponen mekanik yang berfungsi menyimpan
energi potensial bila dikenai gaya atau beban dan melepaskan energi tersebut
jika bebannya dihilangkan, memberikan gaya dengan nilai tertentu,
meredam getaran dan beban kejut, seperti pada automobil
maupun indikator/
kontrol beban dan mengembalikan
komponen pada posisi semula.
Salah satu jenis pegas yang paling sederhana adalah
pegas ulir atau coil spring atau helical spring. Helical springs merupakan kawat spiral yang memiliki bentuk
meliuk seperti sebuah pegas, sekrup atau tangga spiral yang dirancang
sedemikian rupa. Oleh karena itu, material pegas harus memiliki keelastisan tinggi dan
diimbangi dengan ketangguhan yang tinggi, hal ini disebabkan
pembebanan yang diterima oleh pegas tersebut. Jika pegas ditarik, maka pegas
berusaha menarik. Jika pegas kita tekan, maka pegas akan balik menekan. Pegas
ulir bisa menerima gaya tarik atau tekan. Beberapa jenis pegas dirancang untuk
menerima gaya dalam satu arah saja. Dengan demikian penulis tertarik untuk
membahas lebih dalam mengenai helical spring atau pegas helikal.
B.
Tujuan
Penulisan
1.
Tujuan
Umum
Adapun
tujuan dari penyusunan makalah ini agar mahasiswa/i mengetahui dan memahami
mengenai helical
spring.
2.
Tujuan
Khusus
Adapun
tujuan khusus dari penyusunan makalah ini antara lain agar mahasiswa/i:
a. Mengetahui
dan memahami mengenai pengertian Pegas
b. Mengetahui
dan memahami mengenai pengertian Pegas ulir atau helical spring
c. Mengetahui
dan memahami karakteristik helical spring
d. Mengetahui
dan memahami Pemilihan spek pada helical
spring
e. Mengetahui dan memahami aplikasi helical spring
f. Menjabarkan problem solving
C.
Metode
Penulisan
Metode
penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah ini antara lain dengan menggunakan
pendekanan deskriptif yaitu dengan menjabarkan isi makalah yang diambil dari
berbagai literatur yang ada.
D.
Sistematika
Penulisan
Sistematika
penulisan dlam penulisan makalah ini terdiri atas tiga BAB, yaitu Pendahuluan,
Tinjauan teori dan Penutup. BAB Pendahuluan terdiri atas latar belakang, tujuan
penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan. BAB Tinjauan Teori
terdiri atas pengertian pegas dansra helikal spring, karakteristik, pemilihan
spek, aplikasi dan problem solving. Sedangkan BAB Penutup terdiri atas
kesimpulan dan saran.
BAB
II
TINJAUAN
TEORI
A.
PEGAS
1.
Pengertian
Pegas
Pegas merupakan elemen mesin yang pada umumnya berfungsi melunakkan
tumbukan dengan memanfaatkan sifat elastisitas bahannya, menyerap dan menyimpan
energi dalam waktu singkat dan mengeluarkan lagi dalam jangka waktu yang lebih
panjang, serta mengurangi getaran.
Pegas adalah benda elastis yang digunakan untuk
menyimpan energi mekanis. Pegas biasanya terbuat dari baja. Pegas juga
ditemukan di sistem suspensi mobil. Pada mobil, pegas memiliki fungsi
menyerap kejut dari jalan dan getaran roda agar tidak diteruskan ke bodi
kendaraan secara langsung. Selain itu, pegas juga berguna untuk menambah daya cengkeram
ban terhadap permukaan jalan.
Energi disimpan pada benda padat
dalam
bentuk twist, stretch, atau kompresi. Energi di-recover dari sifat elastis material yang
telah terdistorsi. Pegas haruslah memiliki kemampuan untuk mengalami
defleksi elastis yang besar. Beban yang bekerja pada pegas dapat berbentuk gaya tarik, gaya tekan, atau
torsi (twist force).
Pegas
umumnya beroperasi dengan ‘high
working stresses’ dan beban yang bervariasi secara terus menerus. Beberapa contoh
spesifik aplikasi pegas adalah :
a. Untuk menyimpan
dan
mengembalikan energi potensial, seperti misalnya pada ‘gun recoil mechanism’.
b. Untuk memberikan gaya dengan nilai tertentu, seperti
misalnya pada relief valve.
c. Untuk meredam getaran
dan beban kejut, seperti pada automobil.
d. Untuk indikator/kontrol beban, contohnya pada timbangan.
e. Untuk mengembalikan komponen
pada posisi semula, contonya
pada ‘brake pedal’
2.
Klasifikasi Pegas
Pegas dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis fungsi dan beban yang bekerja yaitu
pegas tarik, pegas tekan, pegas torsi,
dan pegas penyimpan energi. Tetapi klasifikasi yang
lebih umum adalah diberdasarkan bentuk
fisiknya.
Klasifikasi berdasarkan
bentuk fisik adalah:
a. Wire
form spring (helical compression,
helical
tension,
helical
torsion, custom form).
b. Spring washers (curved, wave, finger, belleville).
c. Flat spring (cantilever, simply supported
beam).
d. Flat wound spring (motor spring, volute, constant force spring).
Pegas
dapat digolongkan atas dasar jenis beban yang dapat diterimanya yaitu :
a. Pegas
Tekan
b. Pegas
Tarik
c. Pegas
Puntir
Sedangkan
jika dipandang dari segi bentuk, maka pegas dapat dibedakan menjadi lima
bagian, yaitu :
a. Pegas
Volut
b. Pegas
Daun
c. Pegas
Piring
d. Pegas
Cincin
e. Pegas
Batang PuntirPegas Spiral atau Pegas jam
Types
of springs atau
Pegas:
a.
Helical springs
b.
Conical and volute
springs
c.
Torsion springs
d.
Laminated or leaf
springs
e.
Disc or bellevile
springs
Pegas helix tarik
perlu memiliki pengait (hook) pada setiap ujungnya sebagai
tempat
untuk pemasangan beban. Bagian hook akan mengalami tegangan yang relatif lebih besar dibandingkan bagian coil,
sehingga kegagalan umumnya terjadi pada bagian ini.
Kegagalan pada bagian hook ini
sangat berbahaya karena segala sesuatu yang
ditahan pegas akan terlepas. Salah satu metoda untuk mengatasi kegagalan hook adalah
dengan menggunakan pegas tekan untuk menahan
beban tarik seperti ditunjukkan pada gambar. Pegas wire form juga
dapat untuk memberikan/ menahan beban torsi
seperti pada gambar
(d). Pegas tipe ini banyak digunakan pada mekanisme
‘garage door counter balance’, alat penangkap tikus, dan lain-lain.
Spring washer dapat memiliki bentuk yang sangat bervariasi, tetapi lima tipe yang
banyak digunakan ditunjukkan pada
gambar 2(a). Spring washer hanya mampu menyediakan beban tekan aksial. Pegas jenis ini memiliki defleksi yang relatif kecil, dan mampu
memberikan
beban
yang
ringan.
Volute spring, seperti pada
gambar mampu
memberikan beban tekan tetapi ada gesekan dan histerisis yang cukup signifikan.
Beam spring
dapat
memiliki bentuk yang
bevariasi,
dengan
menggunakan prinsip kantilever atau simply
supported. Spring rate dapat dikontrol dari bentuk
dan
panjang beam. Pegas beam mampu
memberikan atau menahan beban yang relatif besar, tetapi dengan defleksi yang terbatas.
A.
HELICAL
SPRING
1.
Pengertian Helical
Spring
Heliks dari kata Yunani Greek έλικας/έλιξ,
adalah bentuk meliuk seperti sebuah pegas, sekrup atau tangga spiral. Sedangkan pegas
helical adalah kawat spiral luka dengan diameter kumparan konstan dan lapangan
seragam.
- 2 Karakteristik Helical Spring
Pada saat pemegasan, batang pegas koil menerimabeban
puntir dan lengkung.
Sifat-sifat
helic spring:
a. Langkah
pemegasan panjang
b. Tidak
dapat meredam getaran sendiri
c. Tidak
dapat menerima gaya horizontal (perlu lengan-lengan)
d. Energi
beban yang diabsorbsi lebih besar daripada pegas daun
e. Dapat
dibuat pegas lembut
2.
Klasifikasi
Helical
Spring
a. Pegas Helik
Tekan
Pegas helix tekan yang paling umum adalah pegas kawat
dengan penampang bulat, diameter coil konstan, dan picth yang konstan. Geometri
utama pegas helix adalah diameter kawat d, diameter rata-rata coil D,
panjang pegas bebas Lf, jumlah lilitan Nt, dan pitch p. Pitch adalah jarak
yang diukur dalam arah sumbu coil dari posisi center sebuah lilitan ke
posisi center lilitan berikutnya. Indeks pegas C, yang menyatakan ukuran kerampingan
pegas didefinisikan sebagai perbandingan antara diameter lilitan dengan diameter
kawat.
C = D / d
Index pegas biasanya berkisar antara 3 ÷ 12. Jika C < 3, maka pegas sulit dibuat, sedangkan
jika C> 12, maka pegas mudah mengalami buckling. Untuk memvisualisasikan
bentuk pegas helix, dapat dimulai dengan sebuah kawat lurus dengan panjang l
dan diameter kawat d seperti ditunjukkan pada gambar (b). Pada
masing-masing ujung kawat dipasang lengan dengan panjang R = D/2, dimana gaya P
bekerja. Gaya P akan menimbulkan momen torsi di sepanjang batang kawat sebesar
T = PR
Jika kawat sepanjang l tadi dibuat menjadi
bentuk helix dengan N lilitan, dengan radius lilitan R, maka akan terjadi
kondisi setimbang seperti ditunjukkan pada gambar (c). Pada penampang kawat
sekarang bekerja momen torsi dan gaya geser seperti ditunjukkan pada gambar (d).
Tegangan pada Pegas
Tegangan pada kawat lurus pada gambar (b) adalah tegangan geser torsi, sedangkan pada
penampang kawat sudah dibentuk helix akan terjadi tegangan geser akibat beban
torsi dan tegangan geser akibat gaya geser. Tegangan torsi maksimum pada
penampang pegas adalah
τt,max
= Tc = 8PD
J πd3
Dimana:
T = torsi
c = radius terluar kawat
J = momen inersia polar = πd4 / 32
Tegangan geser akibat gaya geser dapat dihitung dengan persamaan:
Τv,max
= P = 4P
A πd2
Tegangan maksimum yang terjadi pada penampang kawat
adalah merupakan kombinasi antara tegangan geser torsional dan tegangan geser
transversal. Sehingga tegangan total maksimum adalah
dimana Ks = (C + 0,5)/C adalah faktor geser transversal.
Timbulnya konsentrasi tegangan pada sisi dalam coil karena bentuk kawat
yang melengkung juga perlu dipertimbangkan. Berdasarkan penelitian A.M. Whal,
didapatkan faktor koreksi Kw untuk menggantikan Ks yaitu :
Kw = 4C-1 + 0,615
4C-4 C
Sehingga
tegangan maksimum yang terjadi pada pegas, jika pengaruh gaya geser dan efek
konsentrasi tegangan diperhitungkan adalah
τmax = 8KwPD
πd3
Distribusi tegangan geser pada penampang kawat ditunjukkan pada gambar di
bawah ini:



Jadi defleksi pegas akibat beban torsi adalah



dt = rq = D q = D
TL = D
(D/2) P (2p) (D/2) Na = 8 PC3
Na

d = ¶u = 8PD3Na + 4PDNa = 8 PC3Na 1+0,5
Defleksi Pegas
Ada dua
pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan defleksi pegas helix yaitu dari
pembebanan torsi dan dengan menggunakan teori Castigliano. Regangan geser akibat
beban torsi pada kawat lurus adalah
g = rq = defleksi
l panjang








2 2
GJ 2 G (p d4 /32)
Gd
Defleksi sudut
karena pembebanan torsional dan transversal dapat diturunkan dengan menggunakan
teori Castigliano. Total energi regangan akibat torsi dan gaya geser adalah
U=
T2L + P2L = 4P2D3Na
+ 2P2DNa
2GJ
2AG Gd4 Gd2
Defleksi adalah
merupakan turunan pertama terhadap beban, sehingga dapat dihitung sebagai
berikut


¶p Gd4
Gd2 Gd C2
Spring rate
Spring rate yang didefinisikan sebagai slope dari kurva gaya-defleksi
sekarang dapat dihitung. Untuk kurva gaya defleksi yang linier maka spring rate
untuk pegas helix tekan adalah
Kt
= P = Gd
= Gd
dt 8C3Na 8C3Na (1+ 0,5/C2)
Persamaan pertama hanya berlaku untuk geser torsional, sedangkan rumus
kedua berlaku untuk beban torsi dan gaya geser melintang.
Spring rate total untuk n buah pegas yang disusun secara paralel adalah
Ktotal = k1
+ k2 + k3
+ ........ kn
Sedangkan untuk pegas yang disusun secara seri, total spring ratenya adalah
1 1 1 1 1
Ktotal = k1 + k2 + k3
+ ........ kn
Kondisi Ujung dan Panjang Pegas
Ujung lilitan dapat menimbulkan beban yang eksentris,
sehingga dapat meningkatkan tegangan pada satu sisi pegas. Empat tipe ujung
lilitan yang umum digunakan ditunjukkan pada gambar. Ujung ‘plain’
dihasilkan dengan memotong kawat dan membiarkannya memiliki pitch yang sama
dengan keseluruhan pegas. Tipe ini paling murah, tapi alignment-nya sangat
sulit dan efek eksentrisitasnya tinggi. Tipe plain ground adalah ujung
plain yang digerinda sampai permukaan ujung pegas tegak lurus terhadap sumbu pegas.
Hal ini akan memudahkan aplikasi beban pada pegas. Ujung pegas tipe squared
atau tertutup didapat dengan mengubah sudut lilitan menjadi 00.
Performansi aplikasi beban dan alignment akan lebih baik lagi jika ujungnya
digerinda yang ditunjukkan pada gambar. Tipe ini memerlukan biaya paling mahal,
tetapi ini adalah bentuk yang direkomendasikan untuk kompenen mesin kecuali
diameter kawat sangat kecil (< 0,02 in atau < 0,5 mm).
Panjang Pegas dan Jumlah Lilitan
Jumlah total lilitan belum tentu secara akurat berkontribusi terhadap
defleksi pegas. Hal ini dipengaruhi oleh bentuk ujung lilitan. Penggerindaan
ujung lilitan akan mengurangi 1lilitan aktif, sedangkan bentuk squared
mengurangi 2 lilitan aktif. Panjang pegas helix tekan dibedakan menjadi 4 buah
seperti ditujukkan pada gambar. Panjang bebas Lf adalah panjang pegas
sebelum dibebani. Panjang terpasang Li adalah panjang pegas setelah
dipasang dan mendapat beban awal. Panjang operasi minimum L0 adalah
panjang terkecil pada saat pegas beroperasi. Panjang padat Ls adalah panjang
pegas dimana semua lilitan sudah saling berkontak. Persamaan untuk menghitung
panjang pegas untuk berbagai kondisi ujung pegas dicantumkan pada tabel.
Panjang bebas
pegas helix tekan adalah penjumlahan defleksi solid dengan panjang solid,
lf=ls+δs.
a. Pegas Helix Tarik
Untuk mengaplikasikan beban pada pegas tarik
diperlukan konstruksi khusus pada ujung pegas berupa hook (kait) atau loop.
Dimensi utama pegas tarik beserta dimensi hook, ditunjukkan pada gambar. Bentuk
standar hook didapatkan dengan menekuk lilitan terakhir sebesar 900
terhadap badan lilitan. Mengingat bentuk hook, adanya konsentrasi tegangan
biasanya membuat hook atau loop mengalami tegangan yang lebih besar
dibandingkan tegangan pada lilitan. Karena itu, dalam perancangan pegas, faktor
konsentrasi tegangan perlu diminumkan dengan menghindari bentuk tekukan yang
terlalu tajam, seperti misalnya dengan membuat radius r2 sebesar mungkin.
Lilitan Aktif
Semua lilitan dalam pegas adalah termasuk lilitan aktif, tetapi satu
lilitan biasanya ditambahkan pada lilitan aktif untuk menentukan panjang pegas
Lb.
a. Pegas Helix Torsional
Pegas helix bisa dibebani secara torsional, baik tekan
maupun tarik. Ujungnya diperpanjang pada arah tangensial untuk menahan beban
momen. Ujung pegas jenis ini mempunyai berbagai macam bentuk, tergantung
penggunaannya. Kebanyakan coilnya rapat seperti pegas tarik, tanpa adanya initial
tension, tetapi kadang juga renggang seperti pegas tekan untuk menghindari
adanya gesekan. Momen yang bekerja menyebabkan kawat menderita beban bending.
Untukmenggunakan pegas jenis ini, momen yang bekerja harus disusun sedemikan
hingga menyebabkan merapatnya coil, karena tegangan sisa pada coil lebih baik
dalam menerima momen yang menyebabkan merapatnya coil. Beban dinamik harus
fluctuating atau repeated dengan rasio tegangannya R ≥ 0.
Diperlukan tiga titik atau lebih sebagai dudukan
radial. Sebagai dudukan, biasanya digunakan batang yang dimasukkan di dalam coil.
Diameter batang harus lebih kecil dari diameter terdalam coil. Untuk mencegah
terjadinya ‘binding’, diameter batang harus lebih kecil dari 90%
diameter dalam terkecil dari coil. Sepesifikasi pembuatan pegas helix torsional
adalah diameter kawat, diameter luar coil, jumlah lilitan dan spring rate,
serta variabel yang terdapat pada gambar.
Untuk menahan beban bending, lebih efesien digunakan
kawat dengan penampang segi empat (nilai I lebih besar untuk dimensi yang
sama). Tetapi, karena harganya lebih murah dan variasi ukuran dan material
lebih baik, kawat dengan penampang bulat lebih sering digunakan.
1.
Pemilihan
Spek
Material pegas yang ideal adalah material yang memiliki kekuatan ultimate yang tinggi,
kekuatan yield
yang tinggi,
dan modulus elastisitas
atau
modulus
geser yang rendah
untuk
menyediakan
kemampuan penyimpanan energi yang maksimum.
Parameter
loss coefficient, Δv yang menyatakan fraksi energi
yang
didisipasikan
pada siklus stress-strain
juga merupakan faktor penting dalam pemilihan material. Material pegas yang
baik haruslah memiliki sifat loss
coefficient yang rendah, kekuatan fatigue
tinggi, ductility tinggi, ketahanan
tinggi serta harus tahan creep.
Untuk pegas yang mendapat
beban dinamik, kekuatan fatigue adalah merupakan pertimbangan utama
dalam pemilihan material. Kekuatan ultimate dan yield yang tinggi dapat
dipenuhi oleh baja karbon rendah sampai baja karbon tinggi, baja paduan, stainless
steel, sehingga material jenis ini paling banyak digunakan untuk pegas.
Kelemahan baja karbon adalah modulus elastisitasnya yang tinggi. Untuk beban
yang ringan, paduan copper, seperti berylium copper serta paduan nikel adalah
material yang umum digunakan.
Untuk pegas yang mendapat
beban dinamik, kekuatan fatigue adalah merupakan pertimbangan utama
dalam pemilihan material. Kekuatan ultimate dan yield yang tinggi dapat
dipenuhi oleh baja karbon rendah sampai baja karbon tinggi, baja paduan, stainless
steel, sehingga material jenis ini paling banyak digunakan untuk pegas.
Kelemahan baja karbon adalah modulus elastisitasnya yang tinggi.
Kekuatan ultimate material
pegas bervariasi secara signifikan terhadap ukuran diameter kawat. Hal ini
adalah sifat material dimana material yang memiliki penampang sangat kecil akan
memiliki kekuatan ikatan antar atom yang sangat tinggi. Sehingga kekuatan kawat
baja yang halus akan memiliki kekuatan ultimate yang tinggi. Fenomena ini
ditunjukkan dalam kurva semi-log pada gambar untuk beberapa jenis material pegas.
Data sifat material pada gambar di atas dapat didekati
dengan persamaan eksponensial:
Sut @ Adb
Dimana A dan b diberikan pada Tabel tersebut untuk
range ukuran kawat yang tertentu. Fungsi empiris ini sangat membantu dalam
perancangan pegas karena proses iterasi dapat dilakukan dengan bantuan
komputer. Perlu dicatat bahwa untuk A dalam ksi maka d harus dalam inch,
sedangkan jika A dalam satuan Mpa maka d harus dalam satuan mm.
Dalam perancangan pegas, tegangan yang diijinkan
adalah dalam kekuatan geser torsional. Hasil penelitian untuk material pegas
menunjukkan bahwa kekuatan geser torsional adalah sekitar 67% dari kekuatan
ultimate tarik.
Sus = 0,67Sut
1.
Aplikasi
Contoh
aplikasi penggunaan Helical spring antara lain:
a. Compression Spring (Pegas Heliks Tekan)
1)
Persenjataan
Alat tembak Jebakan militer menembakan dari Uni Sovyet
(biasanya terhubung dengan kawat sandung) menunjukan pin tembak berisi pegas.
1)
Sistem
suspensi
Pegas koil
ini terbuat dari batang baja khusus dan berbentuk spiral. Pegas ini banyak
digunakan pada kendaraan kecil kecil terutama kendaraan yang mementingkan
kenyamanan penumpang, sebagai contoh adalah mobil sedan. Pegas coil memeliki kelebihan dapat
menyerap getaran atau kejutan lebih besar (baik) daripada pegas daun dan pegas
batang torsi, dan lengkah pemegasan panjang. Tetapi memiliki kerugian tidak
dapat meredam dirinya sendiri, tidak dapat menerima gaya horizontal. Pegas koil
dapat digunakan pada suspensi independen dan axle rigid.
a.
Pegas Heliks Tarik (Tensile
Spring)
1)
Timbangan
2)
Standart kendaraan bermotor
a. Pegas Helix Torsional
Pegas tipe ini banyak digunakan pada mekanisme
‘garage door counter balance’, alat penangkap tikus, penjepit rambut, penjepit baju dan lain-lain.
Bahan pegas yang paling umum digunakan adalah baja pegas yang menurut
standard JIS dilambangkan dengan SUP atau baja ST-70 yang dapat disepuh dengan
baik setelah pegas terbentuk. Sifat mekanis untuk bahan SUP adalah sebagai
berikut :
a. Modulus gelincir , G
= 8 x 103 kg/mm2
b. Ultimate tensile
strenght = 60 sampai dengan 70 kg/mm2
Sedangkan sifat
mekanis bahan ST-70 untuk pegas adalah :
a. Tegangan bengkok
ijin = 5.000 kg/mm2
b.
Tegangan puntir ijin = 4.000 kg/mm2
c.
Modulus elastisitas = 2.200.000 kg/mm2
d. Modulus gelincir =
850.000 kg/mm2
Pegas dapat dibuat dari berbagai jenis bahan sesuai
pemakaiannya. Bahan baja dengan penampang lingkaran adalah yang paling banyak
dipakai. Bahan-bahan
pegas terlihat pada tabel berikut :
Tabel: Jenis Material Penyusun Pegas
Pemilihan bahan semi biasanya merupakan langkah pertama dalam desain semi parametrik. Pemilihan bahan dapat
didasarkan pada sejumlah faktor, termasuk kisaran suhu, kekuatan tarik, modulus
elastis, umur kelelahan, ketahanan korosi, sifat listrik, biaya,
dll. Helical Spring Desain modul memerlukan sifat material berikut sebagai
masukan:
a.
Elastis
Modulus (E)
b.
Rasio
Poisson(n)
c.
Bahan
Density Mass(r)
Sifat nominal untuk bahan yang biasa digunakan dalam
desain semi dapat diakses menggunakan ETB database
Bahan . Sebuah deskripsi singkat dari bahan semi umum diberikan dalam
paragraf berikut.
Baja
semi tinggi-karbon yang paling umum digunakan dari semua
bahan mata air. Mereka paling mahal, tersedia, mudah bekerja, dan yang paling
populer. Bahan-bahan ini tidak memuaskan untuk suhu tinggi atau rendah atau
untuk shock atau dampak beban. Contoh termasuk:
a.
Musik Wire (ASTM A228)
b.
Sulit Diambil (ASTM A227)
c.
Tinggi tarik Sulit Diambil (ASTM A679)
d.
Minyak Tempered (ASTM A229)
e.
Karbon Valve (ASTM A230)
Paduan
semi baja memiliki tempat yang pasti di bidang bahan semi,
terutama untuk kondisi yang melibatkan stres yang tinggi dan untuk aplikasi di
mana shock atau dampak beban terjadi. Paduan semi baja juga dapat menahan suhu
yang lebih tinggi dan lebih rendah dari baja karbon tinggi. Contoh termasuk:
a.
Chrome Vanadium (ASTM A231)
b.
Chrome Silicon (ASTM A401)
Stainless
musim semi baja telah melihat peningkatan penggunaan
dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa komposisi baru sekarang tersedia untuk
menahan korosi. Semua bahan-bahan tersebut dapat digunakan untuk suhu tinggi
hingga 6500 F. Contoh termasuk:
a.
AISI 302/304 - A313 ASTM
b.
AISI 316 - A313 ASTM
c.
17-7 PH - A313 ASTM (631)
Paduan
tembaga-base adalah bahan semi penting karena sifat
listrik yang baik mereka dikombinasikan dengan ketahanan yang sangat baik untuk
korosi. Meskipun bahan ini lebih mahal daripada karbon tinggi dan baja paduan,
mereka tetap sering digunakan dalam komponen listrik dan suhu di bawah nol.
Semua paduan-dasar tembaga bukan magnetik. Contoh termasuk:
a.
Fosfor perunggu (Grade A) - ASTM B159
b.
Berilium Tembaga - B197 ASTM
c.
Monel 400 (AMS 7233)
d.
Monel K500 (QQ-N-286)
Paduan
berbasis nikel adalah bahan semi sangat berguna untuk
memerangi korosi dan untuk menahan kedua tinggi dan di bawah nol aplikasi suhu.
Karakteristik bukan magnetik mereka adalah penting untuk perangkat seperti
giroskop, chronoscopes, dan instrumen menunjukkan. Bahan-bahan ini memiliki
hambatan listrik tinggi dan tidak boleh digunakan untuk konduktor arus listrik.
Contoh termasuk:
a.
A286 Alloy
b.
Inconel 600 (QQ-W-390)
c.
Inconel 718
d.
Inconel X-750 (AMS 5698, 5699)
1.
Problem
Solving
Pegas sering digunakan dengan pembebanan yang
berfluktuasi sehingga perlu dilakukan perancangan yang mempertimbangkan fatigue
dan konsentrasi tegangan. Perlu diingat bahwa pegas tidak pernah digunakan
sebagai pegas tekan dan pegas tarik sekaligus. Pegas juga dipasang dengan
preload tertentu sehingga selama pembebanan tidak pernah mengalami tegangan
bernilai nol.
Data pengujian yang cukup banyak tersedia untuk
kekuatan pegas tekan yang terbuat dari kawat berpenampang bulat, baik untuk
beban statik maupun beban dinamik. Batas-batas kekuatan yang diperlukan dalam
perancangan pegas adalah:
1)
Torsional yield strength, Ssy. Kekuatan yield torsional dari kawat pegas tergantung pada jenis bahan dan
apakah pegas telah di’set’ atau belum. Tabel di bawah ini menunjukkan beberapa
jenis faktor kekuatan yield torsional untuk beberapa material yang biasa
digunakan untuk pegas. Faktor ini adalah prosentasi terhadap kekuatan tarik
ultimate kawat.
3) Torsional Endurance Limit, Sse. Bahan pegas dari baja dapat memiliki endurance limit untuk umur tak berhingga. Gambar 10.10 menunjukkan S-N diagram untuk beberapa kawat dengan diameter lebih kecil dari 10 mm. Penelitian Zimmerli menunjukkan bahwa kawat pegas baja dengan diameter < 10 mm, yang memiliki rasio tegangan R = 0 adalah Se = 45,0 Ksi (310 Mpa) untuk unpeened spring Se = 67,5 ksi (465 Mpa) untuk peened spring Data ini menunjukkan bahwa untuk kawat d < 10 mm, ternyata memiliki torsional endurance limitnya tidak tergantung pada ukuran, jenis paduan, dan kekuatan ultimate tarik material. Se hanya tergantung pada proses peening, yaitu proses pengerjaan permukaan yang menimbulkan compressive residual stress dan mempertangguh permukaan. Contoh soal: Sebuah pegas helix tekan dengan ujung “plain” memiliki spring-rate 100000 N/m, diameter kawat adalah 10mm dan spring indeks 5,0. Bahah pegas memiliki modulus elastisitas 80 Gpa dan tegangan geser yang diijinkan 480 N/mm2 Tentukanlah jumlah lilitan aktif, beban statis maksimum yang dapat ditahan pegas, besarnya pitch sedemikian rupa sehingga pada saat beban maksimum pegas dalam kondisi solid. Jawaban: Dari persamaan Kt = P = Gd = Gd t 8C3Na 8C3Na (1+ 0,5/C2) Jumlah lilitan aktif : Na = Gd = (80) (109) (10) (10-3) = 7.843 8 lilitan 8C3Kt(1+ 0,5/C2) 8 (5)3 (10)5 (1+ 0,5/ 52) Dari persamaan faktor geser transversal Ks = (C + 0,5)/C=(5+0.5)/5=1.10 Jika τmax=τijin=480 N/mm2, dari persamaan τmax = 8KsPD πd3 didapat gaya maksimum yang dapat ditahan pegas : Pmax = πd3 τmax = π(10-2)3(480) = 3.427 kN 8KsD 8 (1.10)(50)(10-3) Defleksi maksimum yang mengakibatkan kondisi panjang solid adalah : 5 = max = Pmax = 3427 = 34.27 mm Kt 105 Dari tabel, panjang solid ls=d(Nt+1)= d(Na+1)=(10)(10-3)(8+1)=90 mm Panjang bebas lf=ls+δs=90+34.27=124.27 mm Dari tabel, pitch p=(lf-d)/Na=(124.27-10)/8= 14.28 mm BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Pegas helical adalah kawat spiral luka dengan diameter kumparan konstan dan lapangan seragam. Sifat pegas helical antara lain langkah pemegasan panjang, tidak dapat meredam getaran sendiri, tidak dapat menerima gaya horizontal (perlu lengan-lengan), energi beban yang diabsorbsi lebih besar daripada pegas daun dan dapat dibuat pegas lembut. Klasifikasi pegas helical meliputi pegas helical tekan, tarik dan torsional. Pegas helix tekan yang paling umum adalah pegas kawat dengan penampang bulat, diameter coil konstan, dan picth yang konstan. Pegas tarik diperlukan konstruksi khusus pada ujung pegas berupa hook (kait) atau loop. Dimensi utama pegas tarik beserta dimensi hook. bentuk hook, adanya konsentrasi tegangan biasanya membuat hook atau loop mengalami tegangan yang lebih besar dibandingkan tegangan pada lilitan. Pegas helix bisa dibebani secara torsional, baik tekan maupun tarik. Ujungnya diperpanjang pada arah tangensial untuk menahan beban momen. Ujung pegas jenis ini mempunyai berbagai macam bentuk, tergantung penggunaannya. Kebanyakan coilnya rapat seperti pegas tarik, tanpa adanya initial tension, tetapi kadang juga renggang seperti pegas tekan untuk menghindari adanya gesekan. Pegas sering digunakan dengan pembebanan yang berfluktuasi sehingga perlu dilakukan perancangan yang mempertimbangkan fatigue dan konsentrasi tegangan. pengujian yang cukup banyak tersedia untuk kekuatan pegas tekan yang terbuat dari kawat berpenampang bulat, baik untuk beban statik maupun beban dinamik. Batas-batas kekuatan yang diperlukan dalam perancangan pegas antara lain torsional yield strength, torsional fatigue strength dan torsional endurance limit. B. SARAN 1. Pada Pegas helix tarik perlu memiliki pengait (hook) pada setiap ujungnya sebagai tempat untuk pemasangan beban karena bagian hook akan mengalami tegangan yang relatif lebih besar dibandingkan bagian coil, sehingga kegagalan umumnya terjadi pada bagian ini. Kegagalan pada bagian hook ini sangat berbahaya karena segala sesuatu yang ditahan pegas akan terlepas. Salah satu metoda untuk mengatasi kegagalan hook adalah dengan menggunakan pegas tekan untuk menahan beban tarik. 2. Hati-hati dalam penggunaan pegas wire form terutama pada anak-anak, pegas tersebut dapat memberikan/ menahan beban torsi seperti yang banyak digunakan pada mekanisme ‘garage door counter balance’, alat penangkap tikus, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA www.engineersedge.com/spring_comp_calc.htm http://faalamsyah.lecture.ub.ac.id/2012/09/spring-pegas-1/ http://id.wikipedia.org/wiki/Pegas http://khususteknik.blogspot.com/2014/05/perancangan-pegas-ulir-helical-spring.html http://teknik-mesin1.blogspot.com/2011/11/perancangan-pegas-ulir-helical-spring.html http://www.thespringstore.com/spring-calculator/helical-compression-spring-design-calculator.html http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://www.roymech.co.uk/Useful_Tables/Springs/Springs_helical.html&prev=search http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://www.fea-optimization.com/ETBX/spring_help.html&prev=search
Dear Arsip Teknikku, mohon ijin meng copy yaa, atau kalau ada bisa diemail ke nanang_g@yahoo.com.
BalasHapusTerima kasih sekali, semoga jadi amal baik.
terima kasih atas data informasinya
BalasHapusijin copy data ini
terima kasih